Dear sahabatku tersayang,
Kabar tentang tanggal pernikahanmu
sudah sampai ditelingaku, senang rasanya mendengar kabar baik tentang
kelanjutan hubunganmu dengan sang kekasih. Tentu ! do’a teriring dari
lubuk hati terdalam agar segala perjalanan dan proses sampai akad
nikahmu berjalan lancar dan berkesan. Setelah itu kau akan menjadi
seorang istri yang tunduk kepada suamimu tetapi tidak dengan melewatkan
kebersamaan kita, bukan ? Kami para sahabatmu akan lebih mengerti
kondisimu yang telah mempunyai seorang suami.
Dengan tidak sedikitpun mengurangi perasaan saling peduli,
Sahabatku, ketika aku masih dengan posisi kesendirian dan kalian satu
per satu melebarkan jalan ke gerbang pernikahan, aku hanya bergurau jika
aku memarahimu karena mendahului jalanku, karena sungguh aku turut
bersuka ria atas kebahagiaan hidupmu dan jalinan kisah cintamu yang
walaupun tak mulus seperti yang biasa kau ceritakan namun dipelaminanlah
pada akhirnya kalian sungguh dipertemukan, bukankah ini salah satu hal
romantis mimpi kita bersama pasangan kita yang biasa kita omong-omong
saat bercanda kini menjadi sebuah kenyataan bagimu, aku turut bangga
padamu karena komitmen pada masa depan kebersamaan benar-benar kau
jalankan, dengan niat yang tak lagi main-main.
Karena waktu
jualah yang memaksa kita untuk tidak lagi menutup mata pada usia kita
yang bukan lagi kanak-kanak, sudah bukan lagi saatnya berpacaran terlalu
lama, yang walaupun membahagiakan selainnya tetap juga ada kecewa.
Sudah bukan saatnya lagi bermain-main menjajal berupa macam orang hanya
untuk mencari kesempurnaan yang padahal masing-masing orang mempunyai
porsi kesempurnaan berbeda, namun menjalankan dengan penuh keikhlasan
dan rasa tanggung jawab atas cinta adalah inti dari segalanya, tentang
aku yang masih sendiri dan tertinggal jauh darimu, kau tak usah
mengkhawatirkanku sahabat sebab nanti akupun akan menemui jalanku
sendiri bagaimana melepas kesendirian ini dengan orang-orang yang ku
aminni.
Kau juga tak usah menghujaniku dengan pertanyaan nyeleneh serupa;
kapan nyusul ?
cukup kau bisikan kalimat;
cukup kau bisikan kalimat;
semoga lekas nyusul yah
-saja, agar aku tak terbawa suasana dan galau setelahnya.
-saja, agar aku tak terbawa suasana dan galau setelahnya.
Sahabatku, meskipun usia kita yang bukan lagi remaja menuntut kita
untuk bersegera meninggalkan masa lajang kita, tetapi percaya aku akan
baik-baik saja dan menikmati hari-hari seperti biasanya setelah kau
sahabat-sahabat tercintaku satu per satu meninggalkanku kepelaminan
terlebih dahulu. Gelisah itu memang ada tapi kau harus tahu cinta tak
seburu-buru itu. Akan ku nikmati proses kesendirian ini sembari ku
do’akan kalian para sahabatku untuk tetap menjaga keluarga kalian supaya
tetap sakinah mawadah dan warahmah. Aku juga pasti turut mendo’akanmu
agar kelak cepat dihadiahi dede bayi yang akan menyebutku dengan sebutan
aunty.
Karena persahabatan akan tetap menjadi persahabatan,
Jika kelak kita menjadi jarang bertemu, jarang bercerita dan menggoda, kesemuanya aku faham.
Dan kita tetap menjadi sahabat sampai tua nanti –Iya. jangan lupa do'akan sahabatmu ini agar lekas menemui jodohnya, aamiin.
No comments:
Post a Comment