Wednesday, 20 January 2016

Saat nya menata hidup di 25 taon

Aku sudah dewasa. Sekarang saatnya benar-benar hidup untuk mengikuti panggilan dalam dada

aku sudah bukan lagi anak-anak yang harus mengikuti apa kata orang. Sekaranglah saatnya benar-benar menjalani apa yang jadi panggilan hati terdalam. Mulai dari ingin menjadi apa, menjalani hidup macam apa, sampai mengejar impian yang diinginkan. Setelah memasuki usia 25, aku sudah cukup dewasa untuk mulai mencoba menjalani hal yang benar-benar disukai. Sebab karena itu hidupku tidak akan sia-sia.

Lupakan gengsi dan gaya hidup. Aku perlu belajar hidup cukup.

Beberapa tahun lalu, aku boleh punya keinginan mengganti gadget dengan merek terbaru, hanya karena alasan sudah ketinggalan jaman. Namun sekarang semua kebiasaan ini harus diubah segera. Memasuki umur 25 sudah bukan masanya mengejar gengsi dan gaya hidup. Sekaranglah saatnya aku untuk belajar hidup dengan bersahaja dan cukup.

Sudah bukan lagi masanya main-main dalam urusan hati. Pilihannya iya atau tidak sama sekali

Main-main dalam urusan perasaan sudah lewat masanya. Sebelum memasuki usia yang konon sakral ini, hatiku semestinya sudah ‘mapan’ dan menemukan tempatnya. Jika memang hubungan yang sedang dijalani tidak serius tidak perlulah bertahan berlama-lama. Sebab aku layak mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sekadar sementara.

25 tahun mengajarkanku hal penting soal pertemanan. Dia yang layak dijaga adalah dia yang bertahan

Makin dewasa aq akan makin sadar bahwa kawan yang bertahan adalah kawan yang memang layak dijaga sepenuh hati. Sudah tidak lagi penting punya kawan banyak yang bisa diajak jalan atau bersenang-senang setiap hari.

Kawan adalah dia yang bertahan di tengah segala perubahan yang ada. Kawan adalah dia yang memilih tidak pergi meski aq sedang menyebalkan sekali. Dia yang seperti ini lah yang layak dijaga sampai nanti.

Di akhir hari aku akan menyadari bahwa hidup bukan cuma soal rencana. Tapi tentang menjalani, sebaik-baiknya

Ada yang jelas harus berubah sebelum memasuki usia 25. aku mesti berdamai dengan banyak hal — kegagalan, kesalahan, kompromi terhadap rencana yang nampaknya bisa berhasil sebelumnya. Usia ini memang mengajarkan kita untuk lebih ikhlas menerima keadaan. Beradaptasi dengan seluruh perubahan.

Hidup di usia 25 bukan semata soal rencana. Ini adalah tentang bagaimana menggabungkan pasrah sembari tetap berusaha sebaik-baiknya.

Usia yang satu ini menuntutku makin pandai menjaga diri. Tak ada salahnya mengubah proteksi mulai hari ini

Ini bukan cuma soal bagaimana kelak saat ku sakit, dan ada dana untuk membayar semua tagihannya. Proteksi diri adalah perkara menjaga diri sebaik-baiknya, demi orang yang kelak menjadi penting dalam hidupku dan benar-benar ku cinta.

Sebelum masuk ke usia sakral ini, tak ada salahnya ku mulai mendaftarkan diri untuk memiliki polis asuransi. Dengan begini kesehatan dan keselamatanku akan lebih bisa terjamin, tak peduli apapun keadaannya nanti. Tentunya cara ini juga membuat orang-orang tersayangku kelak lebih nyaman mendampingi.