Aku sudah dewasa. Sekarang saatnya benar-benar hidup untuk mengikuti panggilan dalam dada
aku sudah bukan lagi anak-anak yang harus mengikuti apa kata orang.
Sekaranglah saatnya benar-benar menjalani apa yang jadi panggilan hati
terdalam. Mulai dari ingin menjadi apa, menjalani hidup macam apa,
sampai mengejar impian yang diinginkan. Setelah memasuki usia 25, aku sudah cukup dewasa untuk mulai mencoba menjalani hal yang benar-benar
disukai. Sebab karena itu hidupku tidak akan sia-sia.
Lupakan gengsi dan gaya hidup. Aku perlu belajar hidup cukup.
Beberapa tahun lalu, aku boleh punya keinginan mengganti gadget
dengan merek terbaru, hanya karena alasan sudah ketinggalan jaman. Namun sekarang semua
kebiasaan ini harus diubah segera. Memasuki umur 25 sudah bukan masanya
mengejar gengsi dan gaya hidup. Sekaranglah saatnya aku untuk belajar
hidup dengan bersahaja dan cukup.
Sudah bukan lagi masanya main-main dalam urusan hati. Pilihannya iya atau tidak sama sekali
Main-main dalam urusan perasaan sudah lewat masanya. Sebelum memasuki
usia yang konon sakral ini, hatiku semestinya sudah ‘mapan’ dan
menemukan tempatnya. Jika memang hubungan yang sedang dijalani tidak
serius tidak perlulah bertahan berlama-lama. Sebab aku layak
mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sekadar sementara.
25 tahun mengajarkanku hal penting soal pertemanan. Dia yang layak dijaga adalah dia yang bertahan
Makin dewasa aq akan makin sadar bahwa kawan yang bertahan adalah
kawan yang memang layak dijaga sepenuh hati. Sudah tidak lagi penting
punya kawan banyak yang bisa diajak jalan atau bersenang-senang setiap
hari.
Kawan adalah dia yang bertahan di tengah segala perubahan
yang ada. Kawan adalah dia yang memilih tidak pergi meski aq sedang
menyebalkan sekali. Dia yang seperti ini lah yang layak dijaga sampai
nanti.
Di akhir hari aku akan menyadari bahwa hidup bukan cuma soal rencana. Tapi tentang menjalani, sebaik-baiknya
Ada yang jelas harus berubah sebelum memasuki usia 25. aku mesti
berdamai dengan banyak hal — kegagalan, kesalahan, kompromi terhadap
rencana yang nampaknya bisa berhasil sebelumnya. Usia ini memang
mengajarkan kita untuk lebih ikhlas menerima keadaan. Beradaptasi dengan
seluruh perubahan.
Hidup di usia 25 bukan semata soal rencana.
Ini adalah tentang bagaimana menggabungkan pasrah sembari tetap berusaha
sebaik-baiknya.
Usia yang satu ini menuntutku makin pandai menjaga diri. Tak ada salahnya mengubah proteksi mulai hari ini
Ini
bukan cuma soal bagaimana kelak saat ku sakit, dan ada dana untuk
membayar semua tagihannya. Proteksi diri adalah perkara menjaga diri
sebaik-baiknya, demi orang yang kelak menjadi penting dalam hidupku dan
benar-benar ku cinta.
Sebelum masuk ke usia sakral ini, tak ada
salahnya ku mulai mendaftarkan diri untuk memiliki polis asuransi.
Dengan begini kesehatan dan keselamatanku akan lebih bisa terjamin, tak
peduli apapun keadaannya nanti. Tentunya cara ini juga membuat
orang-orang tersayangku kelak lebih nyaman mendampingi.